Ayin Gimel

Ayin Gimel
Go To The Next Level

Rabu, 16 Mei 2012

Bait Roh Kudus >> Hati

Kita harus bekerja sama dengan Roh Kudus untuk mengerti kehendak Allah. Kehendak Allah bertolak belakang dengan kehendak manusia dan akan semakin berbeda jauh. Ketika kehendak manusia tidak ditundukkan di bawah kehendak Kristus, maka kehendak manusia menjadi liar dan tidak terkendali. Situasi semacam ini akan menjauhkan perkenanan Tuhan dari hidup kita.

Itulah sebabnya kita harus memakai pikiran Kristus supaya kita mengetahui manakah kehendak Allah, yaitu apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Dengan memakai pikiran kita sendiri, kita tidak akan tahu kehendak Allah. Kita mungkin kita mempunyai sebuah pendapat yang baik tetapi itu hanyalah good idea dan bukan God’s idea.


Dalam keadaan seperti ini, manusia sulit membedakan; mana yang merupakan kehendak Tuhan dan mana yang bukan dari Tuhan. Akhirnya, keputusan yang diambil pun bukan keputusan berdasarkan kehendak Tuhan, melainkan kehendak diri sendiri. Ini juga yang ditekankan oleh gembala sidang kita bahwa “Kalau kita mau mengetahui kehendak Allah, pakailah pikiran Kristus! Untuk bisa memakai pikiran Kristus, kita harus dipenuhi Roh Kudus. Pada waktu kita percaya Yesus, Roh Kudus ada di dalam kita dan memeteraikan kita, selanjutnya kita harus meningkatkan kepenuhan Allah Roh Kudus di dalam diri kita”.

Seruan untuk tidak meletakkan kehendak diri sendiri atau pikiran sendiri di atas kehendak Tuhan, disampaikan oleh Rasul Paulus dalam Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.

Hal itu berkaitan dengan “kebaikan; bahkan keselamatan manusia”, apabila dengan “baik-baik” mendengarkan Tuhan mengenakan pikiran Kristus maka pasti mengerti kehendak Tuhan dan itu akan membawa hidup kita ke posisi “berkenan kepada Allah”.

Mungkin ada yang masih ingat dengan salah satu pesan gembala sidang kita, baik pada waktu doa pengerja maupun melalui pastor message setiap minggunya di tahun lalu bahwa “jangan hidup dengan mengikuti cara-cara dunia atau system dunia, baik usaha/bisnis, rumah tangga, dan lain-lain”. Pesan ini senada dengan pesan Rasul Paulus dalam Roma 12:2 pada kalimat “jangan kamu menjadi serupa dengan dunia ini”.

Dalam teks aslinya, kita mendapati istilah ini berarti “zaman, tatanan dunia” dengan sifatnya yang “jahat”. Ini berarti pola pikir dunia dan cara hidup dunia. Cara hidup seperti ini tidak mungkin dapat “membedakan mana kehendak Allah” dan “mana kehendak dunia” sebab “mata hati” telah dibutakan oleh ilah-ilah zaman ini.

Semua perbuatan daging yang disebutkan di sini, berpusat di “hati”. Jadi berhati-hatilah dengan “hati”. Ada tanggung-jawab yang harus diemban oleh kita yakni “menjaga hati”.

Pembaharuan budi juga searti dengan harus “bertobat”. Untuk dapat membedakan kehendak sendiri dan kehendak Allah adalah “hati yang bersih” sama dengan “hati yang terus dibaharui” dari “sehari ke sehari”. Dari Roma 12:2 dan Amsal 4:23, Alkitab mengajarkan kepada kita untuk hidup di dalam hati yang bersih atau benar, sebab itulah yang dapat membuat kita mengerti kehendak Allah sehingga dari dalamnya akan terpancar ‘kehidupan’. Sebaliknya dari “hati yang tidak beres/kotor” tentu akan terpancarkan “kematian”- bukan “kehidupan”.

Seperti apakah indikasi dari adanya hati yang kotor?

Perhatikanlah kata-kata, apakah menyakitkan ataukah membangun; perhatikanlah sikap, apakah membenci dan mengumpat atau mengampuni, bertengkar ataukah berdamai, apakah memecah belah ataukah unity, adakah sikap menyombongkan diri atau rendah hati. Semuanya ini dapat di denganr dan dilihat. Tidak ada yang tersembunyi, baik hati yang telah dibaharui maupun yang belum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar