Ayin Gimel

Ayin Gimel
Go To The Next Level

Rabu, 27 Juni 2012

Terima Kasih Tuhan


Terima kasih Tuhan atas kasih-Mu yang begitu besar buat aku.
Sungguh aku mau dibentuk seperti bejana yang indah di mata-Mu. Mungkin aku rapuh, tapi Engkau dapat memulihkan seorang Nila menjadi seorang yang kuat, memiliki iman dan penuh pengharapan sama Tuhan.

Semua hal yang aku lakukan beberapa hari yang lalu, aku percaya bukan suatu kebetulan. Rencana-Mu yang membuat aku mendengar, membaca dan mengerti.
Saat aku terdiam untuk beberapa saat dan aku hanya bisa mengadu dihadapan-Mu apa yang menjadi pemikiranku selama ini. Seperti tidak ada orang lagi yang dapat aku andalkan selain Engkau.
Tapi beberapa hal yang telah Tuhan beritahu melalui video yang aku tonton, aku belajar untuk merendahkan hatiku di hadapan Tuhan serendah-rendahnya sampai orang dunia pun tidak dapat merendahkan aku.
Lewat pertemuan Menara Doa with Pastor, aku merenungkan 2 hal:
1.  Aku sudah lama sekali tidak di jamah oleh-Mu, Bapa. Kalau aku bertemu dengan-Mu of course ada perubahan dalam hidupku, bagaimana cara aku berpikir dan menentukan prioritas yang tepat dalam hidupku.
2.  Aku sudah tidak memiliki roh yang takut akan Tuhan sehingga aku menimbulkan keonaran di mana-mana.
Aku juga diingatkan bahwa saat ada pengkoreksian, artinya ada perhatian dan kasih sayang di dalamnya.
Buku yang aku terima sebagai hadiah saat ulang tahunku kemarin, juga menguatkan aku untuk mengingat hal-hal yang “happy”, jangan memberi makan emosi dengan hal-hal yang negatif. Banyak hal yang aku dapatkan dari buku ini, dan bukanlah suatu kebetulan aku membacanya dan Tuhan pakai buku ini untuk mengubah caraku berpikir.
Saat diadakan pertemuan, itu pun bukan hal yang biasa. Aku belajar sesuatu, mungkin untuk beberapa orang tidaklah begitu penting tapi aku mau katakan, aku mengerti. Bahwa gesekan-gesekan antar anak-anak Tuhan itu diperlukan sebagai proses pembentukan karakter dan buah-buah roh.
Firman Tuhan yang dibagikan saat ibadah kemarin juga mengatakan untuk mencari yang baik melalui iman. Iman itu selalu berfokus pada kemungkinan-kemungkinan dan bukan pada masalah, iman itu selalu bergantung pada kemampuan Tuhan, serta iman itu selalu meminta “gunung” [Yosua 14:7-8].
Aku berdoa, “Tuhan, biarkan aku punya hubungan yang semakin intim dengan-Mu dan mampukan aku melewati segala proses ini. Aku mau belajar untuk me-manage emosi-emosiku juga. Ajarkan aku untuk dapat memilih prioritas dengan tepat.”
I Pet 5:7 “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
Aku sadar kalau Tuhan masih peduli dan memperhatikanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar